Jumat, 05 April 2013

Gunung Pi : Kisah-Kisah Matematika Paling Asyik

Kisah Matematika? Ya. Dibalik Matematika pun terdapat kisah-kisah yang tak banyak orang tahu. Berikut ini merupakan buku yang mengupas dan memaparkan masa-masa awal perkembangan dunia matematika dan digital. Mari menyimak :)

                          Judul    : Gunung Pi
                          Penulis  : Richard Preston
                          Penerbit : Banana Publisher, 2005
                          Editor   : Hikmat Darmawan
                          Tebal    : 179 hlm

Sebenarnya buku ini lebih dapat dikatakan kumpulan esai. Jumlahnya ada 4 esai, dan Gunung Pi adalah salah satunya (dan dijadikan judul buku ini). Sepertinya, karena Pi memiliki sejarah yang paling fenomenal, maka diambil sebagai judul buku.



Sir Ronald Fisher
Okay, langsung ke esai pertama, judulnya 'Seorang Nyonya Mencecap Teh'. Menurut keterangan di bukunya, tulisan ini merupakan bab pertama dari buku karya David Salsburg yang berjudul The Lady Tasting Tea, How Statistic Revolutionized Science in the Twentieth Century. Hmm, lumayan panjang ya judul aslinya. Masalah yang dibahas pada tulisan ini berkaitan dengan pernyataan seorang nyonya yang berpendapat bahwa antara teh yang dituang ke secangkir susu dan susu yang dituang ke secangkir teh memiliki rasa yang berbeda. Sir Ronald Fisher menganggap hal ini suatu eksperimen yang samasekali bukan hal yang sepele. Kisahpun terus dilanjutkan dengan eksperimen-eksperimen Fisher yang notabene adalah seorang matematikawan yang gigih. Kesimpulan dari kejadian ini ialah eksperimen merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pengetahuan (walaupun hal sepele).

Di esai kedua, judulnya 'Memahami Informasi, Bit Demi Bit (Persamaan Shannon)' merupakan esai karya Igor Alexander. Bicara tentang Persamaan Shannon, siapa itu Shannon? Claude Shannon adalah seorang teknisi dan ahli matematika. Buah pemikirannya berkaitan tentang teori komunikasi menghasilkan dua rumus yang disebut sebagai Persamaan Shannon, yaitu :
I = -p log2 p
dan
C = W log2 (1 + S/N)
Claude Shannon
Untuk penjelasan rumusnya, silakan baca sendiri bukunya ya (karena penjelasannya lumayan panjang). Buku ini masuk KDT Perpustakaan Nasional koq. Selanjutnya, berkaitan dengan hubungan komunikasi antar komputer untuk mengirimkan informasi, Shannon menyatakan ada 5 komponen mayor yaitu :
1. Sumber
2. Penyandi (modulator)
3. Penghantar
4. Penakbir (demodulator)
5. Penerima

Informasi dari sebuah komputer disimpan dalam bentuk bit, maka agar bisa dikirimkan, ia harus diubah dulu ke bentuk sinyal (disinilah fungsi penyandi/modulator). Setelah itu akan dibawa oleh kabel penghantar, dan sebelum dapat ditampilkan ke komputer penerima, ia harus diubah lagi ke bentuk bit (ini dilakukan oleh penakbir/demodulator). Apa itu bit? Bit adalah binary unit of information yang artinya 'unit biner informasi' yang bernilai dua angka yaitu 0 dan 1.

Lanjut ke esai ketiga, berjudul 'Arah' yang sebenarnya dikutip dari buku Count Down, Six Kids Vie for Glory at the World's Toughest Math Competition (2004) karya Steve Olson. Dari keempat esai yang disajikan buku ini, 'Arah' adalah karya tulis yang kurang menarik untuk saya. Apa karena 'terlalu matematika' ya? Hahaha, mungkin. Pada esai ini dikisahkan tentang para siswa yang tengah menghadapi Olimpiade Matematika. Dijelaskan pula tentang sejarah dan masalah-masalah terkait dunia matematika. Bahkan ada lelucon matematika yang tak semua orang mengerti dimana letak kelucuannya (untungnya aku tertawa meringis waktu membaca leluconnya). Pada esai ini muncul beberapa tokoh matematika seperti Pierre de Fermat (ahli matematika amatir yang sebenarnya adalah seorang pengacara dan hakim) dan Titu Andreescu (Direktur Kompetisi Matematika Amerika). Titu Andreescu termasuk orang yang jenius dan berjasa dalam pengajaran matematika di Amerika.

David & Gregory Chudnovsky
Akhirnya esai keempat, 'Gunung Pi' karya Richard Preston sebenarnya adalah sebuah artikel panjang yang diterbitkan untuk The New Yorker. Gunung Pi mengisahkan tentang kerja keras Chudnovsky bersaudara (Gregory Chudnovsky dan David Chudnovsky) untuk memecahkan misteri bilangan Pi (dikenal dengan lambang π). Saking terobsesinya dengan bilangan Pi, mereka sampai merakit superkomputer sendiri (diberi nama m-zero) di apartemen Gregory. Saingan mereka dalam memperhitungkan digit Pi adalah para peneliti dari berbagai perusahaan superkomputer. Tapi nyatanya Chudnovsky bersaudara berhasil mengalahkan saingan terberat mereka dengan memecahkan jumlah bilangan pi sebanyak dua milyar dua ratus enam puluh juta tiga ratus dua puluh satu ribu tiga ratus tiga puluh enam digit! Wow..... Amazingly, mereka melakukan itu dengan superkomputer rakitan mereka sendiri, yang sukucadangnya dibeli dengan uang sendiri, dan karena selalu digunakan untuk penghitungan, m-zero sering rusak, jadi mereka sering membeli sukucadangnya via pos.
Jadi sebenarnya bilangan Pi bukan hanya ada dua angka di belakang koma (3.14), melainkan tak terhingga.

Okay, begitulah isi dari buku Gunung Pi. Dari segi fisik, buku ini cukup ringan dan ringkas. Dari segi pembahasan mungkin lumayan berat. Namun di sisi lain, kisah-kisah yang dipaparkan karya terjemahan ini merupakan bagian dari sejarah yang sangat mengasyikan untuk dibaca (dan sangat menambah wawasan juga). Entah kenapa, waktu membaca buku ini seolah saya ditampar, digelitiki, dan dibuat takjub. Entah....
Namun buku ini juga ada kekurangannya, yaitu samasekali tak ada ilustrasi ataupun foto. Padahal banyak disebutkan tokoh-tokoh penting dalam dunia persilatan, eh, matematika maksudnya.
Tapi bagaimanapun juga, tiga kata untuk buku ini : cerdas, kocak, gila! (putri.dwi17)

Foto-foto: dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo jangan sungkan-sungkan, kasih komentar ya, tapi jangan memaki ataupun curcol...