Ini dia lanjutan Revolusi Napster
Dengan file yang didapat dari Napster, pengguna mampu
menghasilkan album kompilasi CD-R mereka sendiri secara gratis dan pada
dasarnya tidak perlu membayar satu sen royalti pun kepada penyanyi/pencipta
atau ahli warisnya.
Pada bulan Desember 1999, Fanning terjebak dalam suatu
kontroversi legal dan etis ketika dua musisi (Band Metallica dan Distress
risk.Dre) serta dua kelompok dagang perusahaan musik (National Music Publishers Association dan Recording Industry Association of America/RIAA) menggugat
perusahaan Napster Inc. dengan mengklaim bahwa Software Napster memungkinkan
orang lain membuat dan mendistribusikan
kopian musik yang telah memiliki hak cipta yang dimiliki musikus perusahaan.
Namun hal ini justru memberikan Napster publikasi
secara luas, dan berjuta pengguna mulai mengikuti "demam Napster".
Pengguna Napster memuncak hingga 13.6 juta pengguna pada Februari 2001 (sumber:
comScore Media Metrix).
Ketika itu, banyak pendukung Napster yang merasa
heran. Bagi mereka, kebebasan pertukaran file adalah salah satu ciri utama
Internet, dan tidak seharusnya ditujukan kepada Napster, karena Napster hanya
bertindak sebagai mesin pencari (search engine). Pelarangan Napster
hanya akan menyebabkan timbulnya usaha membuat ‘Napster-Napster’ baru yang
semakin tidak terkendali seperti kemudian Audiogalaxy, Morpheus,
Gnutella, dan KaZaA). Selain itu juga,
banyak pendukung Napster bingung mengenai penggunaan istilah base untuk
menggambarkan layanan tersebut (padahal fungsinya hanya sebagai daftar, dan
bukan halaman download), yang menyebabkan Napster mendapat image sebagai
pihak yang bertanggung jawab penuh atas terjadinya penyebaran file, bukan
sebagai pembantu terjadinya pertukaran file. Bersambung......
Sumber:
Velasquez, Manuel G. 2010. Etika Bisnis Konsep dan Kasus Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo jangan sungkan-sungkan, kasih komentar ya, tapi jangan memaki ataupun curcol...